Peranan rup dalam software development




















Alexandra and F. Sommerville, Software Engineering. Kroll and P. Open Journal Systems. Journal Help. User Username Password Remember me. Notifications View Subscribe. Font Size. Article Tools Abstract. Print this article. Indexing metadata. How to cite item. Supplementary files. Finding References. Review policy. Planning Phase. Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.

Implementation Phase. XP merupkan metodologi yang semi formal. Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima, atau dengan kata lain fleksibel. Maintenance Phase. Tidak bisa membuat kode yang detail di awal prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga.

XP juga memiliki keunggulan yang sekaligus menjadi kelemahannya, yaitu XP tidak memiliki dokumentasi formal yang dibuat selama pengembangan. Satu-satunya dokumentasi adalah dokumentasi awal yang dilakukan oleh user.

SCRUM adalah salah satu metode rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan prinsip-prinsip pendekatan AGILE, yang bertumpu pada kekuatan kolaborasi tim, incremental product dan proses iterasi untuk mewujudkan hasil akhir.

Rational Unified Process RUP merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practise yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan usecase driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak. Dalam pendekatan ini, mengembangan diorganisasikan sebagai serangkaian proyek kecil yang pendek dan mempunyai waktu pengembangan yang tetap yang disebut sebagai iterasi.

Setiap iterasi terdiri dari aktivitas analisa kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian. Perangkat lunak akan semakin lengkap seiring dengan iterasi yang dilakukan.

Karena itu pendekatan ini disebut iterative and incremental development [CRA02]. Metodologi ini merupakan pengembangan tahap lanjut dari metode Rapid Application Development RAD yang sangat menerapkan metode incremental dan iteratif. ASD merupakan suatu model yang tergolong dalam pendekatan agile yang diusulkan oleh Jim Highsmith.

ASD menekankan pada pengorganisasian tim secara mandiri, kolaborasi antar-perseorangan, dan terus belajar, baik secara individu maupun secara tim. Apabila waktu yang ditentukan tersebut selesai, maka pembangunan sistem akan pindah ke tugas berikutnya, dengan harapan bahwa sebagian besar dari critical work telah berhasil diselesaikan sebelum waktu keseluruhan tugas berakhir.

You are commenting using your WordPress. You are commenting using your Google account. You are commenting using your Twitter account. You are commenting using your Facebook account. Beri tahu saya komentar baru melalui email. Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed. Waterfall Waterfall atau AIR terjun adalah model yang dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. Kelebihan dari Model Waterfall Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan. Cocok untuk system software berskala besar. Cocok untuk system software yang bersifat generic.

Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol. Kelemahan dari Model Waterfall Waktu pengembangan lama. V-Model Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Kelebihan dari Model V V Model sangat fleksibel. Kelemahan dari Model V V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek. Spiral Spiral model adalah model proses yang pendekatannya bersifat realistis pada software besar karena proses dari awal sampai proses pengiriman dan perbaikan dapat dipahami dnegan baik oleh client dan developer.

Kelebihan model Spiral Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan. Kekurangan model Spiral Banyak konsumen Client tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

Analisis bisnis yang lengkap dilakukan untuk menemukan informasi penting untuk bisnis, bagaimana hal itu dapat diperoleh, bagaimana dan kapan informasi diproses dan faktor apa yang mendorong arus informasi yang berhasil Data Modeling Data Model : Fase ini untuk menganalisa informasi yang sudah dikumpulan dari fase Business Modeling. Application Generation Generasi Aplikasi : Fase ini untuk Sistem yang sebenarnya dibangun dan pengkodean dilakukan dengan menggunakan automatic tools i untuk mengubah model proses dan data menjadi prototype yang aktual Testing and Turnover : fase ini untuk pengujian keseluruhan sistem yang dibangun semua komponen perlu diuji secara menyeluruh dengan cakupan uji yang lengkap.

Kelebihan RAD Rapid Application Development Mudah mengakomodasi peruabahan sistem Progress development bisa di ukur Waktu iterasi bisa di perpendek menggunakan RAD Tools Mengurangi waktu development Mudah dalam menentukan dasar sistem Mempermudah feedback customer Cocok untuk proyek yang membutuhkan waktu pengembangan yang lebih pendek.

Kelebihan Prototyping model Menghemat waktu pengembangan. Untuk digunakan secara standalone. Digunakan untuk memperluas SDLC.

Kelemahan Prototyping model Pada prototype tentu saja banyak kebutuhan yang tidak di tampilkan seluruhnya karena data yang dikumpulkan hanya sebagian. Banyak ketidak sesuaian pada bentuk prototype. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan. Iterative Merupakan model pengembangan sistem yang bersifat dinamis dalam artian setiap tahapan proses pengembangan sistem dapat diulang jika terdapat kekurangan atau kesalahan.

Kelebihan dari Iterative Model User dapat mencoba sistem yg sudah dikembangkan dan kemudian dapat memberikan masukan keterlibatan user semakin intens dampak positif dalam pengembangan Prototype relatif lebih mudah dibangun dan tidak memerlukan waktu yang lama. Kelebihan incremental model Resiko yang rendah pada pengembangan sistem.

Mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan customer. Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen. Kelemahan incremental model Hanya akan berhasil jika tidak ada staffing untuk penerapan secara menyeluruh.

Hanya cocok untuk proyek dengan skala kecil. Agile Agile Development Methods adalah sekelompok metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Kelebihan dari agile Meningkatkan kepuasan kepada klien. Pembangunan system dibuat lebih cepat.

Kelemahan dari agile Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima. Kelebihan dari Model Big Bang Model yang sangat sederhana Sedikit atau tidak ada perencanaan yang diperlukan Mudah dikelola Sangat sedikit sumber daya yang dibutuhkan Memberikan fleksibilitas kepada pengembang Ini adalah bantuan belajar yang baik untuk pendatang baru Kelemahan Model Big Bang Risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi.

Dapat berubah menjadi sangat mahal jika persyaratan disalahpahami. Kelebihan Menjalin komunikasi yang baik dengan klien. Planning Phase Menurunkan biaya pengembangan Implementation Phase Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.

Implementation Phase XP merupkan metodologi yang semi formal. Planning Phase Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima, atau dengan kata lain fleksibel. Maintenance Phase Kelemahan Tidak bisa membuat kode yang detail di awal prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga.

Model Scrum SCRUM adalah salah satu metode rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan prinsip-prinsip pendekatan AGILE, yang bertumpu pada kekuatan kolaborasi tim, incremental product dan proses iterasi untuk mewujudkan hasil akhir.

Kelebihan dari scrum Keperluan berubah dengan cepat. Tim berukuran kecil sehingga melancarkan komunikasi, mengurangi biaya dan memberdayakan satu sama lain. Unified Modeling Language. Gambar 2 di atas memperlihatkan use case diagram antara pengguna sistem dalam hal ini seorang akuntan dengan tugasnya untuk merekrut staf baru add new staff.

Dari use case sederhana tersebut lalu dikembangkan lebih lanjut menjadi use case yang lebih lengkap yang sudah mengarah ke desain coding dari sistem tersebut. Lalu langkah selanjutnya adalah memodelkan lebih detail struktur coding variabel, fungsi dan prosedur dari masing-masing kelas dalam UML, seperti terlihat dalam gambar 4. Dari UML ini nanti berfungsi sebagai panduan dalam melakukan coding detailnya.

USDP mempunyai arsitektur yang menjadi dasar yang jelas untuk membentuk sebuah sistem. Salah satu keunggulan dari USDP ini adalah mendukung berbagai macam model dan sudut pandang arsitektur. USDP memungkinkan para pengembang perangkat lunak untuk bisa mengetahui resiko vital di setiap awal tahapan pengerjaan.

Dengan demikian faktor-faktor yang sekiranya mempunyai resiko yang paling vital bisa lebih mendapat perhatian terlebih dahulu sehingga nantinya tidak mengganggu proses pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

Selain itu USDP juga menghendaki agar resiko di setiap fase bisa segera diselesaikan pada fase itu juga sehingga tidak menghambat fase-fase selanjutnya. Seperti sudah disinggung di atas bahwa dalam USDP terdapat 4 fase. Berikut adalah penjelasan detail dari tiap-tiap fase tersebut:.

Dalam fase ini pengembang perangkat lunak dituntut untuk bisa melakukan interaksi dengan customer, sebagai langkah awal untuk pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan sistem yang hendak dibuat. Langkah ini cukup penting agar para pengembang perangkat lunak punya kesamaan persepsi antara sistem yang akan dibuat dengan kebutuhan pengguna.

Fase ini digunakan untuk mematangkan konsep-konsep yang sudah terbentuk di fase Inception. Fase ini belum masuk ke tahap pembuatan perangkat lunak secara langsung, tetapi lebih kepada pemantapan konsep dan peninjauan kembali terhadap rencara-rencana yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan proyek yang akan berjalan, resikonya dapat ditekan seminimal mungkin. Fase ini merupakan fase coding, dimana pengembang perangkat lunak sudah melakukan pembuatan sistem secara nyata.

Pembuatan sistem tersebut tentunya harus mengacu kepada hal-hal atau parameter-parameter yang sudah ditentukan dan digariskan dari fase-fase sebelumnya. Tahap ini dilakukan untuk mematangkan produk akhir yang sudah jadi.

Pematangan ini perlu dilakukan untuk menganalisa apakah perangkat lunak yang sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna, atau mungkin terdapat bug yang perlu diperbaiki, dan lain-lain.

Fase-fase yang sudah dijelaskan di atas, memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda antara proyek satu dengan lainnya. Utamanya dalam hal kompleksitas proyek atau perangkat lunak yang akan dibuat. Ada dua pendekatan yang bisa dipakai, yaitu pendekatan waktu yang dibutuhkan dan pendekatan sumber daya yang dibutuhkan. Gambar 5. Dari gambar 5 di atas, terlihat bahwa untuk kedua jenis proyek standar atau sulit persentase waktu terbesar terdapat pada fase Elaboration dan Construction.

Hal ini dikarenakan kedua fase ini memegang peranan yang paling penting untuk keseluruhan proses. Fase Elaboration untuk meletakkan fondasi bagi proyek, sedangkan Construction adalah fase pembuatan proyek itu sendiri. Tetapi jika dianalisa lebih lanjut, perbedaan dari kedua diagram tersebut terletak pada besar persentase. Hal ini menandakan untuk proyek yang besar perlu analisa dan konsep yang lebih matang dibandingkan proyek standar.

Dengan demikian resiko yang dihadapi akan semakin kecil. Gambar 6. Persentasenya lebih dari separuh dibandingkan kebutuhan sumber daya di fase lainnya. Sumber daya yang dimaksud di sini adalah uang, waktu, sumber daya manusia, dan sarana prasarana dalam keseluruhan proses pembuatan perangkat lunak. Fase construction merupakan fase utama dalam keseluruhan pembuatan perangkat lunak.

Oleh karena itu wajar jika fase ini menyedot sumber daya lebih banyak dibandingkan fase lainnya. Di bawah ini adalah diagram yang menunjukkan hubungan USDP yang dilihat dari berbagai aspek jumlah personel, perkembangan tiap bulan, tingkat kontrol, dan lain sebagainya antara proyek dengan resiko kecil dan besar. Gambar 7. Secara statistik primary tasks akan lebih banyak berperanan dibandingkan secondary tasks. Dalam sebuah proyek, primary tasks memegang peranan sekitar 80 persen dari keseluruhan.

Sedangkan secondary tasks hanya berkisar antara 10 sampai 20 persen saja. Semakin kecil secondary tasks berarti semakin optimal kinerja dari tim, artinya tidak banyak sumber daya yang dihabiskan hanya untuk penanggulangan masalah-masalah yang terjadi. Akan tetapi dalam sebuah proyek, secondary tasks tidak akan pernah bisa mencapai nol persen. Bennett; McRobb; Farmer. Software Development Processes. The Unified Software Development Process. Addison Wesley.

Khamis, Abdelaziz; Ashraf Abdelmonem. Norwegian University of Science and Technology. UCL Computer Science. Unified Software Development Process. Unified Process. Silahkan merujuk pada daftar referensi yang ada di bagian bawah. Semua daftar referensi tersebut bisa didapatkan di internet melalui search engine.

You are commenting using your WordPress. You are commenting using your Google account. You are commenting using your Twitter account. You are commenting using your Facebook account.

Notify me of new comments via email. Notify me of new posts via email. Blog About.



0コメント

  • 1000 / 1000